Bercermin Syukur dari Dua Penguasa
Bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan adalah suatu keharusan. Siapa yg bersyukur akan ditambah nikmatnya oleh Allah, dan siapa yang ingkar maka akan menuai azab-Nya.
Sebenarnya, nikmat yang Allah berikan kepada manusia (termasuk Anda) sangatlah banyak. Tetapi, nikmat yang banyak itu seringkali terlupa dikarenakan sifat manusia yang menginginkan lebih dan lebih.
Sifat menginginkan lebih dan lebih itu, akan menjerumuskan kepada sifat tercela seperti serakah dan memakan atau menerima yg haram (sogokan, korupsi).
Lalu bagaimana agar Anda dapat terhindar dari sifat tercela itu? Marilah memperhatikan kepada dua sosok penguasa yang diridhoi Allah. Semoga Anda dapat mengambil pelajaran.
1. Dzulkarnain
Dzulkarnain merupakan sosok penguasa yang diberi kedudukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan kedudukan itu, Allah juga memberikan kepadanya kemampuan menjelajahi berbagai tempat guna mengajak manusia untuk beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Diantara tempat yang dicapai oleh Dzulkarnain adalah daerah belakang dari dua gunung. Di sana terdapat kaum yang sulit diajak berkomunikasi. Kaum tersebut meminta tolong kepada Dzulkarnain agar dibuatkan dinding penghalang. Dinding penghalang itu diperlukan, karena Yakjuj dan Makjuj senantiasa mendatangi mereka dengan membuat kerusakan.
Mereka kemudian menjajikan akan memberi imbalan kepada Dzulkarnain jika bersedia menolong. Lantas, Dzulkarnain pun menjawab dengan jawaban yang menunjukkan kesyukurannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jawaban Dzulkarnain juga menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang santun dan ikhlash dalam menolong. Inilah jawaban hebat Dzulkarnain itu
"Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka...." (QS. 18:95)
Masya Allah
2. Nabi Sulaiman
Di masa berkuasanya Nabi Sulaiman, terdapat suatu negeri yang dipimpin oleh seorang wanita (Ratu). Penduduk negeri tersebut merupakan kaum yang belum mendapat petunjuk (menyembah matahari). Mendengar kabar tersebut, Nabi Sulaiman segera mengirim surat kepada negeri itu. Surat yang memerintahkan agar datang kepadanya dalam keadaan muslim.
Mendapati surat dari Nabi Sulaiman, sang Ratu merasa khawatir. Namun tidak bersegera datang kepada Nabi Sulaiman, sang Ratu hanya mengirim utusan dengan membawa hadiah (sogokan). Sontak, Nabi Sulaiman pun menjawab dengan jawaban yang menunjukkan bahwa ia amanah (anti sogok) atas perintah Allah dan seorang hamba yang bersyukur lagi pemberani. Inilah perkataan Nabi Sulaiman itu
"Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka! Sungguh, Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya, dan akan kami usir mereka dari negeri itu secara terhina dan mereka akan menjadi (tawanan) yang hina dina" (QS. 27: 36-37)
Masya Allah, inilah kalimat hebat yang menunjukkan kesyukuran
"Apa yang dianugerahkan Allah kepadaku lebih baik..."
kalimat yang mengisyaratkan untuk melihat kepada yang lebih rendah (dalam urusan dunia). Senada dengan sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam
"Lihhatlah orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, karena hal itu lebih pantas agar kalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian." (Muttafaq 'Alaih)
Wallahu Ta'ala A'lam
Komentar
Posting Komentar